Senin, 26 Oktober 2009

hentai spot




Hentai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Hentai (変態 atau へんたい ?) adalah sebuah kata dalam bahasa Jepang yang memiliki pengertian "penampilan yang aneh" atau "abnormalitas". Bagaimanapun, dalam percakapan sehari-hari, Hentai sering diartikan sebagai "mesum" atau "porno" dan sering digunakan di banyak negara selain Jepang untuk menyebut game, anime, atau manga yang menampilkan adegan seksual atau pornografi. Di Jepang sendiri, Hentai tidak berarti game, anime, atau manga porno; orang Jepang lebih memilih menggunakan kata "jū hachi kin" (18禁; untuk 18 tahun ke atas), "ecchi/H anime" (seksual/anime pornografi) "eroanime" (エロアニメ; singkatan dari erotic anime), atau "seinen" (成年; dewasa, istilah yang mungkin rancu dengan kata 青年 pemuda) untuk merujuk pada hal-hal tersebut.

Kata "hentai" sering juga digunakan (diluar Jepang) untuk merujuk pada animasi pornografi umum dan tidak selalu berupa anime atau manga. KataA ini sering digunakan untuk menamai versi porno dari kartun atau karakter yang pernah diciptakan sebelumnya (misalnya: Naruto XXX, Princes Jasmine Hentai)

Selain dalam bentuk Film maupun Komik, Hentai sekarang telah berkembang kedalam bentuk Game. Dalam bahasa inggris disebut Adult-Bishoujo Game. Game-game seperti Paradise Heights, Nocturnal Illusion, X-Change, Water Closet, dan sebagainya. Sama seperti game-game lain, game-game ini mempunyai genre tersendiri. Mulai dari Komedi (X-Change, Amy's Fantasies), 100% Sex (Fatal Relation, Water Closet, Sensei), Love-Story (Snow Drop, Private Nurse), Simulasi (The Maid's Story, True Love), hingga RPG (Brave Soul).

Tetapi tidak selamanya game hentai itu menjijikkan. Jika cerita yang ditawarkan menarik, maka ada kemungkinan cerita dari game tersebut diangkat menjadi game non-hentai, seperti game Fate/Stay Night.

Di Indonesia, kata Hentai seringkali mengalami miskonsepsi. Beberapa orang menafsirkan Hentai sebagai adegan hubungan seks dalam bentuk anime, namun sebagian menganggap bahwa gambar telanjang juga termasuk Hentai.

Rabu, 21 Oktober 2009

miyabi VS FPI




Di tengah-tengah santernya pemberitaan mengenai korban gempa Sumatera Barat, penyusunan kabinet baru SBY, kasus KPK dan perburuan teroris, kini publik Indonesia kembali disuguhkan berita sensasional, yaitu rencana kedatangan artis porno negeri Jepang, Maria Ozawa atau yang lebih dikenal dengan Miyabi ke Indonesia. Salah satu rumah produksi film Indonesia akan menggunakan Miyabi sebagai bintang film komedi berjudul “Menculik Miyabi” yang direncanakan mulai syuting pada bulan Oktober ini. Walaupun, kemungkinan besar akan batal karena mendapat banyak pertentangan, tetapi kabar ini terlanjur menggelinding dan menjadi perbincangan publik.

Tentu saja, rencana kedatangan Miyabi yang notabenenya adalah artis film dewasa ini kembali mengusik ketenangan berbagai elemen masyarakat, terutama umat muslim. Alasannya, pada diri Miyabi sudah melekat sebagai bintang seronok, sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan dapat merusak moral bangsa, terutama generasi muda. Walaupun sang sutradara berjanji, tidak akan ada adegan atau penampilan yang vulgar dari Miyabi pada film tersebut. Yang jelas, kasus ini semakin menambah deretan panjang film-film “berselera rendah” yang hanya mengandalkan sensasional, yang sengaja diciptakan agar menjadi pro-kontra di masyarakat.

Imbasnya, dari maraknya pemberitaan tentang Miyabi di berbagai media, seperti koran, majalah, TV, bahkan di dunia maya, artis yang sudah mengenal seks sejak usia 13 tahun ini, namanya benar-benar mencuat di berbagai kalangan. Jika sebelumnya, di Indonesia Miyabi lebih dikenal oleh kalangan tertentu saja, terutama penggemar DVD film-film biru, kini Miyabi menjadi populer dan membuat penasaran bagi yang belum pernah melihatnya.

Lihat saja, pengakuan pengelola warnet yang ada di Bogor Jawa Barat misalnya, kini warnetnya tiap hari diserbu oleh pengunjung, mulai dari kalangan pelajar hingga dewasa. Sebagian besar mereka hanya ingin browsing perihal Miyabi, seperti halnya yang dilansir okezone.com. Bahkan, diberitakan di salah satu stasiun TV, DVD Miyabi menjadi barang yang paling dicari, sehingga harganya menjadi naik tiga kali lipat. Jika terjadi seperti ini, lantas sebenarnya siapakah yang mendulang untung dan siapakah yang menjadi korban?

Memang, dari segi ilmu marketing, menggelindingkan hal-hal yang kontroversi menjadi salah satu strategi yang ampuh untuk mendongkrak popularitas, termasuk yang dilakukan rumah produksi film dengan mendatangkan Miyabi. Terbukti, film “Menculik Miyabi” menjadi terkenal dan diperbincangkan banyak orang, walaupun syutingnya saja belum dimulai. Padahal kita tahu, biaya publikasi untuk sebuah film saja dapat menelan biaya miliaran rupiah.

Dekadensi Moral
Sebenarnya, kasus Miyabi ini hanya salah satu dari sekian banyak penyebab terjadinya kemerosotan moral dan spiritual terutama para generasi muda melalaui tayangan-tayangan film. Berapa banyak tindak asusila yang dilakukan oleh remaja gara-gara terinspirasi oleh film yang ditontonnya. Ini membuktikan bahwa, ada korelasi positif antara perilaku orang dengan tayangan-tayangan yang biasa dilihatnya.

Dalam kasus Miyabi, walaupun produser meyakinkan bahwa hanya akan membuat film komedi yang di dalamnya tidak ada unsur mesum, tetapi harus dilihat juga dampak yang ditimbulkan secara luas. Sekarang ini, hampir masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mengenal nama Miyabi sebagai bintang film porno asal Negeri Sakura tersebut. Dan akhirnya secara naluriah, masyarakat dibuat penasaran oleh sosok Miyabi ini, yang kemudian ramai-ramai memburu film-filmnya.

Padahal, ketika tidak dipublikasikan saja, peredaran film porno di Indonesia tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Bahkan ada yang menyebut, bahwa Indonesia menjadi surga porno ke-2 di dunia. Dan dalam dunia film porno tingkat internasional, dikabarkan bahwa Miyabi merupakan bintang film porno terfavorit di dunia. Peredaran film-film sex begitu luas memasuki berbagai negara termasuk Indonesia.

Celakanya saat ini ada kabar juga bahwa film porno yang dibintangi Miyabi termasuk yang paling digemari di Indonesia termasuk oleh mereka yang masih berusia remaja. Lebih dari itu tidak sedikit di antara mereka yang menjadikan Miyabi sebagai idola. Di sebuah kabar, seorang artis Indonesia dengan terang-terangan mengaku sebagai penggemar berat Miyabi dan ia memiliki koleksi film porno yang dibintangi oleh Miyabi sebagaimana dilansir oleh kompasiana.com.

Oleh karena itu, kedatangan Miyabi ke Indonesia jelas-jelas sebagai ancaman yang akan semakin meruntuhkan sendi-sendi moral dan agama yang saat ini semakin tergerus seiring perkembangan jaman, terutama generasi penerus kita.

Dan jika Miyabi benar-benar didatangkan, maka nilai benar dan salah terhadap pornografi akan menjadi kabur, apalagi dia diundang sebagai tamu terhormat, bahkan menjadi bintang film. Tentu saja, sang bintang film porno itu akan menjadi idola bagi masyarakat kita. Secara alamiah, tingkah laku seorang idola, biasanya akan dicontoh oleh para penggemarnya.

Maka, kita semua tentu saja tidak menginginkan melihat generasi muda kita mencontoh tingkah laku Miyabi dalam film-film porno yang dibintanginya tersebut. Sehingga, sudah saatnya Undang-undang anti pornografi yang telah berlaku di Indonesia harus benar-benar ditegakkan oleh semua pihak, termasuk para penggarap film.

Peran Media Massa
Di era sekarang ini, peran media massa menjadi sentral dalam mempengaruhi opini dan perilaku masyarakat, termasuk dalam pemberantasan pornografi di Indonesia. Tetapi apa yang dilakukan media saat ini, masih jauh dari harapan. Sebab ditengarai, tidak sedikit program di stasiun TV saat ini lebih menonjolkan nilai komersialnya, ketimbang pesan moral, apalagi soal pendidikan.

Seperti halnya rencana kedatangan Miyabi pun, menjadi bahan berita yang paling laris untuk disuguhkan kepada khalayak. Alasannya, karena terjadi pro dan kontra di masyarakat. Tetapi menurut hemat penulis, berita-berita yang ditayangkan sudah kebablasan, bahkan cenderung menggiring publik untuk menggali lebih jauh tentang Miyabi. Dalam setiap narasi berita yang menyuguhkan berita pro-kontra Miyabi, selalu menyisipkan adegan-adegan Miyabi dalam film porno, walaupun tidak terlalu vulgar. Menurut ilmu psikologi, justru suguhan yang nyrempet-nyrempet ini yang menimbulkan permainan imajinasi seseorang, sehingga mengundang penasaran yang luar biasa.

Bahkan, ada stasiun TV yang khusus menayangkan profil Miyabi sebagai bintang film dewasa yang paling digemari. Sungguh hal yang ironis dan kontraproduktif, dalam upaya pemberantasan pornografi. Maka, seharusnya yang ditonjolkan adalah nilai moral, agama dan edukasi dalam rangka untuk memperbaiki mental masyarakatnya. Sehingga opini yang muncul adalah kebencian terhadap pornografi beserta pelakunya sekaligus dampak negatif bagi kehidupan di masyarakat secara luas.

Tidak hanya kasus Miyabi, tetapi juga program-program TV yang lain. Oleh karena itu, sudah saatnya, kita mengetuk hati para petinggi, atau pejabat yang ada di stasiun TV, supaya tidak hanya semata-mata mengejar rating demi meraih untung sebesar mungkin. Juga di dalamnya para pemasang iklan, supaya tayangan iklan juga dibuat dengan nilai-nilai moral yang berlaku di negeri ini.

Semoga, kasus Miyabi ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua yang tengah tertatih-tatih untuk kembali bangkit dari berbagai musibah yang melanda negeri ini. Sudah saatnya, bangsa ini benar-benar kapok dan bertaubat, untuk tidak lagi bermesraan dengan kemaksiatan, termasuk dengan Miyabi dan sekutunya, semoga!



Dengan adanya berita ini, otomatis akan ada beberapa pertentangan dari sebagian masyarakat Indonesia yang merupakan negara yang beragama. Kedatangan Miyabi ditentang oleh berbagai kalangan, terutama kalangan dari kaum muslim yang secara terang-terangan menentang datangnya Miyabi ke Indonesia. Hal ini sangat wajar mengingat image yang melekat pada Miyabi adalah bintang porno yang dimana pornografi sangat dilarang oleh pemerintah Indonesia dan dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Lalu adakah dampak kedatangan Miyabi ke indonesia? Baik atau buruk ?

Beberapa kalangan mendukung datangnya Miyabi ke Indonesia, dengan berbagai alasan seperti memajukan perfilman Indonesia, supaya Indonesia lebih dikenal mancanegara (dengan reputasi miyabi sebagai pemerannya), dan keuntungan material yang dipekirakan akan sangat besar. Lalu adakah kerugian yang ditimbulkan dengan datangnya Miyabi ke Indonesia ? Miyabi yang merupakan bintang porno membawa kesan yang dinilai tidak sesuai dengan nilai luhur masyarakat Indonesia, prostitusi sangatlah ditentang dan merupakan kegiatan yang menyalahi aturan moral bagi masyarakat Indonesia. Bebagai kalangan menentang dengan kedatangan Miyabi karenana berbagai alasan menyangkut moral bangsa Indonesia sebagai negara yang mempunyai etika dan kesopanan sekaligus sebagai negara yang beragama.

Apa yang telah saya tulis diatas merupakan opini yang berkembang di masyarakat , lalu apa yang kita lakukan ? mungkin saya akan beranalisis sejenak untuk menyikapi keadaan seperti ini. Menurut saya :

Jika dilihat dari segi hiburan (secara universal) kedatangan Miyabi memang bisa jadi akan menjadi berita heboh hingga mancanegara dan kemungkinan akan dapat meraup keuntungan yang sangat besar (mengingat kebiasaan sebagian masyarakat muda Indonesia yang moralnya sudah sedikit bergeser).

Jika dilihat dari kultur yang ada di Indonesia, hal ini sangat bertentangan dengan budaya Indonesia, tetapi ada satu yang sangat membahayakan (menurut saya lho…), yaitu pembentukan moral dan mental generasi amuda Indonesia. Bisa kita lihat, sebelum adanya berita tentang kedatangan Miyabi ke Indonesia, nama Miyabi hanya diketahui orang-orang tertentu saja misalnya penikmat film porno dan pengguna internet yang sering mengakses situs porno, tetapi setelah ada pemberitaan yang kini marak beredar, nama Miyabi semakin sering terdengar dihampir telinga lapisan masyarakat sehingga makin banyak orang tahu tentang Miyabi yang notabenenya adalah seorang artis porno. Bagaimana jika nama Miyabi sampai terdengan oleh anak-anak dibawah umur ? menurut saya ini sangat bahaya (sangat sangat berbahaya). Saya tidak bisa bayangkan dengan kejadian yang ada dikepala saya sekarang ini, kejadian yang mungkin terjadi disekitar kita, kejadian jika adik-adik kita dan anak-anak melihat dan mendengar pemberitaan tentang “Miyabi ke Indonesia”. Akankah dampaknya akan seperti yang akan saya jelaskan berikut :

  1. Anak dibawah mendengar pemberitaan Miyabi yang heboh di televisi.

  2. Si anak tersebut penasaran tentang Miyabi karena berita yang heboh itu. “Emangnya Miyabi itu siapa sih? Heboh banget”, kata anak kecil itu.

  3. Lalu dia bertanya-tanya ke orang disekitarnya, dan mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan. Intromezo, kita sebagai yang lebih dewasa akan menjawab apa jika ditanyakan seperti itu oleh anak keci? Bodoh jika anda menjawab “Miyabi itu artis porno”.

  4. Karena anak kecil masih penasaran, akhirnya dia bertanya kepada mbah Google melalui internet. Setelah memasukkan keyword akhirnya yang dia lihat di layar adalah hal-hal yang tidak pantas dilihat oleh anak dibawah umur.

  5. Yang lebih celaka lagi, si anak ini mendapatkan link video Miyabi.

  6. Satu orang generasi muda telah rusak akibat dari pemberitaan hebohnya kedatangan Miyabi ke Indonesia.

  • Bagaimana jika terdapat 1 juta anak dibawah umur bernasib sama dengan anak kecil yang saya contohkan di atas ?

  • Bagaimana suasana kehidupan bermasyarakat Indonesia jika 1 Juta anak tersebut menjadi rusak moralnya ?

  • Jika semua ini terjadi, Bagaimana nasib Indonesia 10 atau 20 tahun kedepan ? Dapatkan mereka meneruskan perjuangan bangsa ini ?

Keadaan diatas terjadi ketika kontroversi Miyabi yang akan ke Indonesia, bisa dibayangkan jika ada suatu film layar lebar berbintang Miyabi jadi beredar di lapisan masyarakat Indonesia? Saya tidak bisa membayangkan.

Mohon direnungkan. Masihkah anda ingin, Miyabi ke Indonesia ?


Seperti yang sudah diduga sebelumnya, kedatangan Miyabi alias Maria Ozawa akan menyulut kontroversi dan pertentangan dari berbagai golongan. Bahkan kali ini FPI mendead line PH yang akan mendatangkan Miyabi hingga tanggal 14, untuk memutuskan apakah sang Ratu Porno akan tetap hadir atau tidak.

Front Pembela Islam (FPI) memberikan batas waktu (deadline) kepada Maxima Pictures untuk menentukan sikap, apakah akan tetap mendatangkan Miyabi ke Jakarta atau tidak.

“Mereka (Maxima) meminta waktu untuk mengkaji lagi apakah jadi atau tidak Miyabi datang. Kami beri waktu sebelum tanggal 14 Oktober, harus ada keputusan Miyabi jadi datang atau tidak,” jelas Wakil ketua FPI DPD Jakarta, Habib Fakhri bin Habib Idrus Jamalullail, di kantor Maxima Pictures, Komplek Hotel Ibis Mangga Dua, Blok E1, No 16, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2009).

Dia menegaskan, bukan hanya akan menolak Miyabi. Tapi semua artis berlabel porno yang akan datang ke Indonesia, pasti ditolak.

“Tidak hanya Miyabi, artis yang membawa dampak buruk akan kami tolak dan kami hadang. Kalau ada pihak yang siap mati demi mendukung Miyabi ke Indonesia, apalagi kami. Kami jauh lebih siap mati,” tegasnya.

Masih kita tunggu lebih banyak mana, orang yang rela mati demi menolak Miyabi atau justru lebih banyak orang yang rela mati demi mendatangkan Miyabi ?

Senin, 19 Oktober 2009

yamaksi / parkour



Pengertian singkat mengenai Parkour.

Parkour adalah seni bergerak dan metode latihan natural yang bertujuan untuk membantu manusia bergerak dengan cepat dan eficien.

Parkour mengunakan beberapa gerakan seperti berlari, memanjat, meloncat untuk melatih kemampuan manusia untuk melewati segala bentuk rintangan di berbagai situasi dan kondisi di lingkungan urban atau rural.

Untuk berlatih parkour seorang tidak membutuhkan perlengkapan special. Hanya menggunakan sepatu lari, kaos, dan celana yang nyaman untuk lari. Parkour adalah cara hidup, cara belajar untuk menguasai kemampuan diri kita dan terus berkembang ke level fisik yang lebih sehat.

Komunitas parkour di seluruh dunia itu adalah komunitas anti kompetisi yang berarti bahwa kita berlatih bukan untuk menjadi lebih hebat dari orang lain, tapi untuk menjadi lebih baik dari kemampuan diri kita sendiri di hari kemarin.

Parkour di mata David Belle

“Parkour adalah sebuah keinginan, cara hidup, serta olah raga yang memiliki metode natural untuk mengembangkan semua kualitas yang bisa dilakukan oleh tubuh manusia. Menambah stamina, kegesitan, kecepatan dan tenaga hanyalah langkah pertama di Parkour.

Sebagai orang yang berlatih gimnastic, athletic dan bela diri, saya sudah mempunyai fondasi kemampuan dan skill yang saya rasa masih terlalu terbatas dengan struktur yang dibutuhkan dalam setiap aktifitas yang saya lakukan. Jadi, saya membuat olah raga dengan gaya tersendiri, yaitu sebuah seni yang tak ada batasan-batasan struktur[equipment]. “Hanya cukup celana joging, sepasang sepatu lari, dan diri saya.sendiri”

“Sewaktu berlari, saya akan menentukan suatu lokasi sebagai objectif, dan berkata pada diri sendiri ; Saya akan pergi kesitu, saya akan langsung menuju langsung ke situ.
saya akan ke situ secepat mungkin. Dan tak ada halangan yang akan memberhentikan saya.”

“Ide dasar dari Parkour adalah seorang yang berlari dan tak akan ada halangan apapun yang bisa memberhentikan dia.”

David Belle

“Anda harus melewati rintangan yang anda bilang “saya tidak bisa,”. Apakah itu hanya di pikiran anda atau memang kenyataan, anda barus bisa beradaptasi dengan apa saja yang berada di depan anda. Inilah methode untuk belajar bergerak di dunia kita. Untuk mencari dan menemukan kebebasan yang manusia miliki semenjak dahulu kala”

David Belle

Parkour menurut Jean Belle [Kakaknya David Belle]

“Pakour adalah olahraga serba guna yang akan membantu anda bergerak, memanjat, meloncat, dan anda tidak akan terus terhalang akan tembok atau rintangan yang menghalau anda untuk maju ke depan.

Parkour adalah methode latihan yang bertujuan untuk membuat anda lebih kuat. Jadi, sangat normal bila anda harus berlatih dengan kuat [keras].

Parkour akan membuat seseorang lebih gesit. Anda meloncat, rolling, mengkoordinasi badan dan
lebih gesit sehingga mengembalikan kemampuan yang telah lama hilang. Yaitu kekuatan manusia yang akan memberikan perkembangan ke aspek fisik dan mental untuk terus melangkah menyeberangi segala sesuatu yang membatasi atau menghalangi anda untuk berkembang dan meneruskan parkour. Kekuatan [kemauan keras] untuk menghilangkan ketakutan dan keragu-raguan anda yang dirubah menjadi kemauan untuk menjadi lebih maju, belajar meloncati rintangan dan berkembang meloncati rintangan yang lebih besar. Badan anda perlahan akan beradaptasi. Mungkin proses ini memang lama dan susah serta menghadapi segala rasa ketakutan anda. Anda akan belajar dan akan mengerti tentang kemampuan dan kelemahan diri anda”.

Jean-Francois Belle

Peringatan:

Sebagian orang yang sembrono atau terlalu nekat yaitu orang-orang yang mengangkap berlebihan tentang kemampuan diri mereka. Orang-orang yang tidak memperhitungkan resiko perbuatan atas perbuatan mereka, sering akan mendapatkan kejutan atau cedera yang serius.

Di dunia parkour, sikap kita adalah untuk mengabungkan badan dan jiwa, kekuatan dan control.
Akan sangat aneh untuk berkata “mencari kebebasan” tapi akhirnya patah tulang duduk di kursi roda. Milikilah kebijaksanaan.


Memanjat gedung tinggi dan melompat dari bangunan satu ke bangunan lain ternyata tidak lagi memerlukan alat bantu, baik tali maupun tangga. Seni memanjat dan melompat yang dilakukan kaum urban Prancis itu disebut yamakasi. Peserta yamakasi akan memanjat dinding bangunan pencakar langit sampai puncak, dan melompat ke atap bangunan di sebelahnya.

Yamakasi dipopulerkan oleh tujuh pemuda urban berani mati, dengan kemampuan luar biasa dengan keunikan tersendiri. Tidak hanya itu, yamakasi juga melibatkan disiplin serta kemampuan akrobatik untuk melakukan gerak cepat di udara yang disebut art of motion.

Peserta yamakasi mampu melayang di udara sekaligus menaiki gedung layaknya spiderman tanpa menggunakan alat bantu panjat sekalipun. Uniknya, masing-masing peserta yamakasi mendapat julukan sesuai kelebihan seperti Rocket, Baseball, L'Araignee atau Spider, La Belette, Zicmu, Sitting Bull, dan Tango.

Selasa, 13 Oktober 2009

yakuza attack!!
















Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya. Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin.
Seperti kata pepatah : “orang yang hanya punya martil cenderung melihat segala sesuatu bisa beres dengan dimartil..”, demikian juga dengan kaum ronin ini. Banyak dari mereka menjadi penjahat dan centeng. Mereka disebut sebagai kabuki-mono atau samurai nyentrik urakan yang ke mana-mana membawa pedang. Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa slang dan kode rahasia. Terdapat kesetiaan tingi di antara sesama ronin sehingga kelompok ini sulit dibasmi.
Apakah kaum ronin ini yang menjadi biang Yakuza…? Bukan.
Untuk melindungi kota dari para kabuki-mono, banyak kota-kota kecil di Jepang membentuk machi-yokko (satgas kampung). Satgas ini terdiri dari para pedagang, pegawai, dan orang biasa yang mau menyumbangkan tenaganya untuk menghadapi kaum kabuki-mono. Walaupun mereka kurang terlatih dan jumlahnya sedikit, tetapi ternyata para anggota machi-yokko ini sanggup menjaga daerah mereka dari serangan para kabuki mono. Di kalangan rakyat Jepang abad ke 17 – kaum machi-yokko ini dianggap seperti pahlawan.
Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka – dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini. Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang). Namanya saja kaum pedagang – tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Boss-bapak) dan Kobun (bawahan-anak), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.
PEJUDI SEWAAN
Kaum Bakuto (penjudi), punya sejarah yang unik. Awalnya mereka disewa oleh Shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. Untuk apa…? Agar gaji para pegawai konstruksi dan irigasi habis di meja judi – dan tenaga mereka bisa disewa dengan harga murah!
Jenis judi yang biasa dilakukan adalah menggunakan kartu Hanafuda dengan sistem permainan mirip Black Jack. Tiga kartu dibagikan dan bila angka kartu dijumlahkan – maka angka terakhir menunjukkan siapa pemenang. Nah diantara sekian banyak “kartu sial”, kartu berjumlah 20 adalah yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Salah satu konfigurasi kartu ini adalah kartu dengan nilai 8-9-3 – yang dalam bahasa Jepang menjadi Ya-Ku-Za – yang kemudian menjadi nama asal Yakuza.
Dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tattoo sekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman. Awalnya hukuman ini bersifat simbolik – karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat si empunya tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.
YAKUZA MODERN
Waktu pun berlalu, kaum Bakuto dan Tekiya menjadi satu identitas sebagai Yakuza. Kaum yang asalnya bertugas melindungi masyarakat – menjadi ditakuti masyarakat. Para pimpinan Jepang memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan menggerakkan nasionalisme. Yakuza ikut direkrut oleh pemerintah Jepang dalam aksi pendudukan di Manchuria dan China oleh Jepang tahun 1930-an. Para Yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalan.
Peruntungan kaum Yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor. Militer mengambil alih kendali dari tangan Yakuza. Para anggota Yakuza akhirnya harus memilih apakah bergabung dalam birokrasi pemerintah, jadi tentara atau masuk penjara. Boleh dikata pamor Yakuza tenggelam.
Setelah Jepang menyerah, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat. Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang ex-militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun). Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963 – saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang – atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai godfather-nya Yakuza.
ECSTASY, PACHINKO DAN PELUNCUR ROKET
Di masa kini, keanggotaan Yakuza diperkirakan telah menurun tajam – tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Tulang punggung bisnis illegal mereka adalah pachinko, perdagangan ampethamine (termasuk ice dan ecstasy), prostitusi, pornografi, pemerasan, hingga penyelundupan senjata.
Di era 1980-an, Yakuza mengembangkan sayap mereka hingga ke Amerika, dan ikut masuk dalam bisnis legal untuk mencuci uang mereka. Dalam operasinya, Yakuza membeli asset di Amerika – dan salah satu yang pernah mencuat ke permukaan adalah keterlibatan Prescott Bush Jr., saudara dari presiden George Bush dan paman dari Presiden George W. Bush Jr., dalam transaksi penjualan perusahaan Asset Management International Financing & Settlements di awal 1990-an.
Berdasarkan perkiraan kasar dari sumber majalah Far Eastern Economic Review edisi 17 Januari 2002 – Yakuza diperkirakan telah menanamkan uang hingga USD 50 Milyar dalam investasi saham dan perusahaan di Amerika. Bandingkan dengan cadangan devisa Indonesia yang USD 36 Milyar.
Di dalam negeri, Yakuza juga ditengarai turut berperan dalam anjloknya ekonomi Jepang selama 10 tahun terakhir. Sebagai akibat amblasnya bisnis properti dan macetnya kredit bank di Jepang pasca 1990 – banyak debitor yang menyewa anggota Yakuza agar agunan mereka tidak disita oleh bank. Selain itu, banyak perusahaan yang memperoleh pinjaman bank – pada dasarnya adalah sebuah kigyo shatei atau perusahaan boneka miliki Yakuza. Perusahaan milik Yakuza ini diperkirakan memperoleh kredit antara USD 300-400 Milyar, dan sebagian dari jumlah itu dialirkan ke induk organisasi Yakuza. Menghadapi hal seperti ini – bank Jepang jelas tidak bisa berkutik.
Di sisi lain, anggota Yakuza juga kerap membeli asset properti dengan harga miring dari perusahaan yang butuh cash – untuk dijual kembali dengan harga tinggi – apapun itu mulai dari apartemen, perkantoran hingga rumah sakit. Bila sebuah bangunan telah dibeli oleh Yakuza – siapa sih yang berani jadi tetangga mereka? Alhasil harga properti langsung amblas, dan segera naik segera setelah Yakuza menjualnya.
Selain beroperasi secara di level bawah, Yakuza juga menggurita di kalangan politisi Jepang. Beberapa praktek suap telah terbongkar termasuk dalam program tender proyek umum senilai trilyunan yen. Program rekapitalisasi perbankan Jepang yang berlarut-larut tidak kunjung selesai – diperparah oleh keterlibatan Yakuza yang sangat berkepentingan dalam bisnis properti dan kredit perbankan. Saat ini perbankan Jepang masih menanggung beban kredit macet sebesar kira-kira USD 1,2 Trilyun – dan membuat ekonomi tidak bertumbuh selama 10 tahun terakhir(dikutip dari wikipedia)

japanese yankee













Yankee are bad boys in Japan?
"Yankee teacher returns to his old school"....This is
a Japanese TV drama that originated with a real story. Is it an American guy's story? No, no, no. The story goes like this, a Japanese guy, Hiroyuki Yoshiie was such a bad boy in his high school days, he returned his old school as teacher and taught the bad boys in his class stopping them from being bad. This is his documentary show in English. Ha ha the title was changed to "Returns of Rebel". In Japan, we call bad boys and girls yankee. I wonder if American people will feel uncomfortable about this, and now I remember a Turkish bath story.
We call"sexual clubs" TORUKO BURO = Turkey bath. It was because Turkey was famous for their sauna baths. In 1984 one small article was published on
the Yomiuri. It was a Turkish student in Tokyo University protest we named "sexual club" from Turkey. One day he went around downtown, and he found his land name "Turkey" written in colourful neon. He opened the door of the shop thinking of his mother land, then he was welcomed by a half nude Japanese woman. He complaned strongly to the shop but he realized it was not the name of the shop, that it was a more general term for sex clubs. In the article he appealed and said that Japan should change the name. It worked fine, and led to Japan changed the term "Turky bath" into "soap land" everywehere in Japan. (My American friend misunderstood: Soapland is just a clean place like a public bath or something and said "Let's go to soapland!" loudly in public and embarrassed his friends. Yeah Japan has no sense for naming maybe. )
Anyway we call bad boys and girls yankee. Here is some yankee samples. In Tokyo area they tend to wear street fashions. In the country, they tend to wear cheap colourful trainers. This is an online shop of a
yankee magazine, This game is "Run! Soul of Yankee", actually "country" crazy drivers group; Bosozoku are our typical image for yankee too. Actually it is far from American Yankee. Why we call them Yankee? I checked internet derivation dictionary. They said in the 70s-80s in Osaka area, people called Yankee bad boys who walked around downtown, because they wore colourful Aloha shirts and pants in the American village. But Yankee was not only an American Fashion, in Osaka area people say "yanke" at the end of a word, it is a sort of a dialect. This caused the name of Yankee too. Japan Times use this American yankee and this Japanese yankee differently, so they use "Yankii" for Japanese on their web site

The day started out pretty quiet. The director had finally decided to let some sunshine into our concrete dome of a studio sky. It was early spring, flowers were blooming, birds singing, crows cawing. The office windows had been opened to let the cool breeze in. The first and second year teachers and students were on vacation, along with kocho and kyoto sensei. This left me with the third year teachers and the unrestrained cheerfulness that settles over a school whenever there's a break in routine, or the bosses leave. But, it was still a typical day.
Or so I thought....
My stuffed shirt JTE had lately been showing uncharacteristic signs of affability. He'd not only been asking for my input and ideas, but he'd actually been using them. And the weirdness continues...Because I sit with the second year teachers, next to kyoto sensei's desk, I am on the other side of the office from said third year teachers. I was quietly whiling away the time staring at the Japanese book on my desk, when suddenly, stick-up-my-youknowhere sensei invited me to sit with the third year teachers and practice conversation! What? Who? Where? Me?! There was a niggling suspicion in the back of my head that he was using the same strange over cheerful attitude he uses on his comatose students, but since its irrelevant to the story, I won't go into it. Some of these teachers had never even talked to me. The others I talked to only briefly. Including said JTE who's always busy in his own hypertension bubble. So I sat down at an empty desk, and he announced that it was Japanese conversation time. The teacher next to me promptly announced that she doesn't understand English. Huh? He repeated that its JAPANESE time. She again said, 'Eigo wo wakkanai!'. This is standard fare when someone is nervous about talking to the foreigner. I think its some twisted byproduct of JET and the eikaiwa schools. Japanese people now have a pavlovian response when they see foreigners, 'Oh no! An English teacher! Don't call on me, don't call on me, I'm gonna flunk, oh no, I don't know the answer! "EIGO O WAKKANAI!!"'. I often hear this little refrain follow me when I walk down the street. This can often work to our advantage, door to door sales people often apologize and leave upon seeing a foreign face, and replying in English will often scare off the braver ones. But its also quite annoying. When I hear it floating behind me on the street I want to stop and say, "Hey, I don't care if you can't speak English! I'm not your teacher! What makes you think I'd even want to talk to you?" I'd say it in Japanese of course. Or German. (If I spoke German.) That'd show 'em. But then, if I did speak German, I'd probably just tell them, 'Hey, I don't speak English either! nice to meet you!'
I am getting way off the story line here.
So I am sitting there, busting out a meager conversation with the sannen teachers. (Meager not because of my Japanese ability, but because of my conversation ability.) The sannen desks are right next to the office's sliding glass doors, by the way. So there's some conversation, a nervous fidget, a 'wakkanai', when suddenly! What's that noise? Oh, just the steady approach of a motor bike. They should get their muffler fixed. Being that my town has its own local 'bike' gang, one of whom goes to work at 6:50 every morning. ( I could set my clock by this guy) I thought nothing of the bike's roar, or the doom da doom music playing in the background.
With an agility I've never seen before, four teachers jumped up and ran outside. I got up to follow and see what the fuss was about, but I was stopped by an invisible barrier just outside the door. 'Ahh, I still have my inside shoes on!'. I realized it must be serious since no one stopped to change shoes. Whoever it was was now on the street in front of school, hidden from view by the wall and plants. I could tell they were cruising back and forth, moving with what I'd guess is the speed of a large demented white shark hunting for prey. I stood on the doorstep with one other teacher, straining to catch a glimpse. Three teachers had disappeared beyond the wall, and one had called the cops. But then, it got closer, and closer, until...OOOH! No! What's he doing?!! He's in the school's drive!! And..And.. He's driving really really..SLOW!! Its so so LOUD!! Look at that scooter! And those clothes! Who is it? What is it?! He's a, a, YANKEE BOY!!
OH! A YANKEE BOY! A yankee boy? huh? I had no idea what a yankee boy was, but there he was, in all his glory. A clean little scooter, one pant leg rolled up, helmet securely fastened, and the ramrod straight posture of a Texas beauty queen.
What exactly is a Yankee boy? A social misfit, punk kid? A rebel? Is he subversively challenging the system through noise pollution and safe driving? Heck if I know. I suppose he'd count as a rebel, but I don't know how rebellious one can be if he's just like every other yankee boy in Japan. And, where'd they come up with that name anyway? Whatever he was trying to do, he apparently succeeded. The teachers were pissed, their inside shoes exposed to the elements, our calm was disrupted, noise was spewed and he took off just in time to avoid the police.
I wonder what the teachers thought they could do when they ran into the street. Yell futilely at someone whose main goal was to disrupt our work and attract attention? Tell him to slow down? Poke him with a stick? I suppose the police could have cited him for a noise disturbance or whatnot, maybe ticket him for driving under the speed limit, or tell him sternly to cut his hair.
One teacher asked me if we had Yankee boys in America. Well...we have a baseball team full of Yankees, does that count?
The Yankee boy was soon gone and we returned to our quiet day and conversation. The teachers unreservedly tracked their soiled shoes back inside, much to my dismay. Why sweep the floor if their just gonna track it all up again? sheesh. Over coffee everyone grumbled about what a jerk and an idiot he was. (the yankee boy, not the dirty shoed teacher). My already good mood became that much better. I must admit I found the whole think quite entertaining. I also have to admit that as an American yankee myself, I have a begrudging respect for any rebels in this strict structured society. Even those who drive really slow and roll a pant leg up. I don't really have any begrudging respect though, for the insomniatic bike gang that lives on my street. Webmaster: Me Email:
tarachan@bonbon.net Assistant webmaster: Mr. PeepersEmail: bot@primate.com