Tentu saja, rencana kedatangan Miyabi yang notabenenya adalah artis film dewasa ini kembali mengusik ketenangan berbagai elemen masyarakat, terutama umat muslim. Alasannya, pada diri Miyabi sudah melekat sebagai bintang seronok, sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan dapat merusak moral bangsa, terutama generasi muda. Walaupun sang sutradara berjanji, tidak akan ada adegan atau penampilan yang vulgar dari Miyabi pada film tersebut. Yang jelas, kasus ini semakin menambah deretan panjang film-film “berselera rendah” yang hanya mengandalkan sensasional, yang sengaja diciptakan agar menjadi pro-kontra di masyarakat.
Imbasnya, dari maraknya pemberitaan tentang Miyabi di berbagai media, seperti koran, majalah, TV, bahkan di dunia maya, artis yang sudah mengenal seks sejak usia 13 tahun ini, namanya benar-benar mencuat di berbagai kalangan. Jika sebelumnya, di Indonesia Miyabi lebih dikenal oleh kalangan tertentu saja, terutama penggemar DVD film-film biru, kini Miyabi menjadi populer dan membuat penasaran bagi yang belum pernah melihatnya.
Lihat saja, pengakuan pengelola warnet yang ada di Bogor Jawa Barat misalnya, kini warnetnya tiap hari diserbu oleh pengunjung, mulai dari kalangan pelajar hingga dewasa. Sebagian besar mereka hanya ingin browsing perihal Miyabi, seperti halnya yang dilansir okezone.com. Bahkan, diberitakan di salah satu stasiun TV, DVD Miyabi menjadi barang yang paling dicari, sehingga harganya menjadi naik tiga kali lipat. Jika terjadi seperti ini, lantas sebenarnya siapakah yang mendulang untung dan siapakah yang menjadi korban?
Memang, dari segi ilmu marketing, menggelindingkan hal-hal yang kontroversi menjadi salah satu strategi yang ampuh untuk mendongkrak popularitas, termasuk yang dilakukan rumah produksi film dengan mendatangkan Miyabi. Terbukti, film “Menculik Miyabi” menjadi terkenal dan diperbincangkan banyak orang, walaupun syutingnya saja belum dimulai. Padahal kita tahu, biaya publikasi untuk sebuah film saja dapat menelan biaya miliaran rupiah.
Dekadensi Moral
Sebenarnya, kasus Miyabi ini hanya salah satu dari sekian banyak penyebab terjadinya kemerosotan moral dan spiritual terutama para generasi muda melalaui tayangan-tayangan film. Berapa banyak tindak asusila yang dilakukan oleh remaja gara-gara terinspirasi oleh film yang ditontonnya. Ini membuktikan bahwa, ada korelasi positif antara perilaku orang dengan tayangan-tayangan yang biasa dilihatnya.
Dalam kasus Miyabi, walaupun produser meyakinkan bahwa hanya akan membuat film komedi yang di dalamnya tidak ada unsur mesum, tetapi harus dilihat juga dampak yang ditimbulkan secara luas. Sekarang ini, hampir masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mengenal nama Miyabi sebagai bintang film porno asal Negeri Sakura tersebut. Dan akhirnya secara naluriah, masyarakat dibuat penasaran oleh sosok Miyabi ini, yang kemudian ramai-ramai memburu film-filmnya.
Padahal, ketika tidak dipublikasikan saja, peredaran film porno di Indonesia tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Bahkan ada yang menyebut, bahwa Indonesia menjadi surga porno ke-2 di dunia. Dan dalam dunia film porno tingkat internasional, dikabarkan bahwa Miyabi merupakan bintang film porno terfavorit di dunia. Peredaran film-film sex begitu luas memasuki berbagai negara termasuk Indonesia.
Celakanya saat ini ada kabar juga bahwa film porno yang dibintangi Miyabi termasuk yang paling digemari di Indonesia termasuk oleh mereka yang masih berusia remaja. Lebih dari itu tidak sedikit di antara mereka yang menjadikan Miyabi sebagai idola. Di sebuah kabar, seorang artis Indonesia dengan terang-terangan mengaku sebagai penggemar berat Miyabi dan ia memiliki koleksi film porno yang dibintangi oleh Miyabi sebagaimana dilansir oleh kompasiana.com.
Oleh karena itu, kedatangan Miyabi ke Indonesia jelas-jelas sebagai ancaman yang akan semakin meruntuhkan sendi-sendi moral dan agama yang saat ini semakin tergerus seiring perkembangan jaman, terutama generasi penerus kita.
Dan jika Miyabi benar-benar didatangkan, maka nilai benar dan salah terhadap pornografi akan menjadi kabur, apalagi dia diundang sebagai tamu terhormat, bahkan menjadi bintang film. Tentu saja, sang bintang film porno itu akan menjadi idola bagi masyarakat kita. Secara alamiah, tingkah laku seorang idola, biasanya akan dicontoh oleh para penggemarnya.
Maka, kita semua tentu saja tidak menginginkan melihat generasi muda kita mencontoh tingkah laku Miyabi dalam film-film porno yang dibintanginya tersebut. Sehingga, sudah saatnya Undang-undang anti pornografi yang telah berlaku di Indonesia harus benar-benar ditegakkan oleh semua pihak, termasuk para penggarap film.
Peran Media Massa
Di era sekarang ini, peran media massa menjadi sentral dalam mempengaruhi opini dan perilaku masyarakat, termasuk dalam pemberantasan pornografi di Indonesia. Tetapi apa yang dilakukan media saat ini, masih jauh dari harapan. Sebab ditengarai, tidak sedikit program di stasiun TV saat ini lebih menonjolkan nilai komersialnya, ketimbang pesan moral, apalagi soal pendidikan.
Seperti halnya rencana kedatangan Miyabi pun, menjadi bahan berita yang paling laris untuk disuguhkan kepada khalayak. Alasannya, karena terjadi pro dan kontra di masyarakat. Tetapi menurut hemat penulis, berita-berita yang ditayangkan sudah kebablasan, bahkan cenderung menggiring publik untuk menggali lebih jauh tentang Miyabi. Dalam setiap narasi berita yang menyuguhkan berita pro-kontra Miyabi, selalu menyisipkan adegan-adegan Miyabi dalam film porno, walaupun tidak terlalu vulgar. Menurut ilmu psikologi, justru suguhan yang nyrempet-nyrempet ini yang menimbulkan permainan imajinasi seseorang, sehingga mengundang penasaran yang luar biasa.
Bahkan, ada stasiun TV yang khusus menayangkan profil Miyabi sebagai bintang film dewasa yang paling digemari. Sungguh hal yang ironis dan kontraproduktif, dalam upaya pemberantasan pornografi. Maka, seharusnya yang ditonjolkan adalah nilai moral, agama dan edukasi dalam rangka untuk memperbaiki mental masyarakatnya. Sehingga opini yang muncul adalah kebencian terhadap pornografi beserta pelakunya sekaligus dampak negatif bagi kehidupan di masyarakat secara luas.
Tidak hanya kasus Miyabi, tetapi juga program-program TV yang lain. Oleh karena itu, sudah saatnya, kita mengetuk hati para petinggi, atau pejabat yang ada di stasiun TV, supaya tidak hanya semata-mata mengejar rating demi meraih untung sebesar mungkin. Juga di dalamnya para pemasang iklan, supaya tayangan iklan juga dibuat dengan nilai-nilai moral yang berlaku di negeri ini.
Semoga, kasus Miyabi ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua yang tengah tertatih-tatih untuk kembali bangkit dari berbagai musibah yang melanda negeri ini. Sudah saatnya, bangsa ini benar-benar kapok dan bertaubat, untuk tidak lagi bermesraan dengan kemaksiatan, termasuk dengan Miyabi dan sekutunya, semoga!
Dengan adanya berita ini, otomatis akan ada beberapa pertentangan dari sebagian masyarakat Indonesia yang merupakan negara yang beragama. Kedatangan Miyabi ditentang oleh berbagai kalangan, terutama kalangan dari kaum muslim yang secara terang-terangan menentang datangnya Miyabi ke Indonesia. Hal ini sangat wajar mengingat image yang melekat pada Miyabi adalah bintang porno yang dimana pornografi sangat dilarang oleh pemerintah Indonesia dan dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Lalu adakah dampak kedatangan Miyabi ke indonesia? Baik atau buruk ?
Beberapa kalangan mendukung datangnya Miyabi ke Indonesia, dengan berbagai alasan seperti memajukan perfilman Indonesia, supaya Indonesia lebih dikenal mancanegara (dengan reputasi miyabi sebagai pemerannya), dan keuntungan material yang dipekirakan akan sangat besar. Lalu adakah kerugian yang ditimbulkan dengan datangnya Miyabi ke Indonesia ? Miyabi yang merupakan bintang porno membawa kesan yang dinilai tidak sesuai dengan nilai luhur masyarakat Indonesia, prostitusi sangatlah ditentang dan merupakan kegiatan yang menyalahi aturan moral bagi masyarakat Indonesia. Bebagai kalangan menentang dengan kedatangan Miyabi karenana berbagai alasan menyangkut moral bangsa Indonesia sebagai negara yang mempunyai etika dan kesopanan sekaligus sebagai negara yang beragama.
Apa yang telah saya tulis diatas merupakan opini yang berkembang di masyarakat , lalu apa yang kita lakukan ? mungkin saya akan beranalisis sejenak untuk menyikapi keadaan seperti ini. Menurut saya :
Jika dilihat dari segi hiburan (secara universal) kedatangan Miyabi memang bisa jadi akan menjadi berita heboh hingga mancanegara dan kemungkinan akan dapat meraup keuntungan yang sangat besar (mengingat kebiasaan sebagian masyarakat muda Indonesia yang moralnya sudah sedikit bergeser).
Jika dilihat dari kultur yang ada di Indonesia, hal ini sangat bertentangan dengan budaya Indonesia, tetapi ada satu yang sangat membahayakan (menurut saya lho…), yaitu pembentukan moral dan mental generasi amuda Indonesia. Bisa kita lihat, sebelum adanya berita tentang kedatangan Miyabi ke Indonesia, nama Miyabi hanya diketahui orang-orang tertentu saja misalnya penikmat film porno dan pengguna internet yang sering mengakses situs porno, tetapi setelah ada pemberitaan yang kini marak beredar, nama Miyabi semakin sering terdengar dihampir telinga lapisan masyarakat sehingga makin banyak orang tahu tentang Miyabi yang notabenenya adalah seorang artis porno. Bagaimana jika nama Miyabi sampai terdengan oleh anak-anak dibawah umur ? menurut saya ini sangat bahaya (sangat sangat berbahaya). Saya tidak bisa bayangkan dengan kejadian yang ada dikepala saya sekarang ini, kejadian yang mungkin terjadi disekitar kita, kejadian jika adik-adik kita dan anak-anak melihat dan mendengar pemberitaan tentang “Miyabi ke Indonesia”. Akankah dampaknya akan seperti yang akan saya jelaskan berikut :
-
Anak dibawah mendengar pemberitaan Miyabi yang heboh di televisi.
-
Si anak tersebut penasaran tentang Miyabi karena berita yang heboh itu. “Emangnya Miyabi itu siapa sih? Heboh banget”, kata anak kecil itu.
-
Lalu dia bertanya-tanya ke orang disekitarnya, dan mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan. Intromezo, kita sebagai yang lebih dewasa akan menjawab apa jika ditanyakan seperti itu oleh anak keci? Bodoh jika anda menjawab “Miyabi itu artis porno”.
-
Karena anak kecil masih penasaran, akhirnya dia bertanya kepada mbah Google melalui internet. Setelah memasukkan keyword akhirnya yang dia lihat di layar adalah hal-hal yang tidak pantas dilihat oleh anak dibawah umur.
-
Yang lebih celaka lagi, si anak ini mendapatkan link video Miyabi.
-
Satu orang generasi muda telah rusak akibat dari pemberitaan hebohnya kedatangan Miyabi ke Indonesia.
-
Bagaimana jika terdapat 1 juta anak dibawah umur bernasib sama dengan anak kecil yang saya contohkan di atas ?
-
Bagaimana suasana kehidupan bermasyarakat Indonesia jika 1 Juta anak tersebut menjadi rusak moralnya ?
-
Jika semua ini terjadi, Bagaimana nasib Indonesia 10 atau 20 tahun kedepan ? Dapatkan mereka meneruskan perjuangan bangsa ini ?
Keadaan diatas terjadi ketika kontroversi Miyabi yang akan ke Indonesia, bisa dibayangkan jika ada suatu film layar lebar berbintang Miyabi jadi beredar di lapisan masyarakat Indonesia? Saya tidak bisa membayangkan.
Mohon direnungkan. Masihkah anda ingin, Miyabi ke Indonesia ?
Seperti yang sudah diduga sebelumnya, kedatangan Miyabi alias Maria Ozawa akan menyulut kontroversi dan pertentangan dari berbagai golongan. Bahkan kali ini FPI mendead line PH yang akan mendatangkan Miyabi hingga tanggal 14, untuk memutuskan apakah sang Ratu Porno akan tetap hadir atau tidak.
Front Pembela Islam (FPI) memberikan batas waktu (deadline) kepada Maxima Pictures untuk menentukan sikap, apakah akan tetap mendatangkan Miyabi ke Jakarta atau tidak.
“Mereka (Maxima) meminta waktu untuk mengkaji lagi apakah jadi atau tidak Miyabi datang. Kami beri waktu sebelum tanggal 14 Oktober, harus ada keputusan Miyabi jadi datang atau tidak,” jelas Wakil ketua FPI DPD Jakarta, Habib Fakhri bin Habib Idrus Jamalullail, di kantor Maxima Pictures, Komplek Hotel Ibis Mangga Dua, Blok E1, No 16, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2009).
Dia menegaskan, bukan hanya akan menolak Miyabi. Tapi semua artis berlabel porno yang akan datang ke Indonesia, pasti ditolak.
“Tidak hanya Miyabi, artis yang membawa dampak buruk akan kami tolak dan kami hadang. Kalau ada pihak yang siap mati demi mendukung Miyabi ke Indonesia, apalagi kami. Kami jauh lebih siap mati,” tegasnya.
Masih kita tunggu lebih banyak mana, orang yang rela mati demi menolak Miyabi atau justru lebih banyak orang yang rela mati demi mendatangkan Miyabi ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar